Pengantar Relay dan Kipas
Relai adalah suatu alat switching yang dapat mengendalikan arus daya tinggi, dan dapat mengendalikan arus tinggi melalui arus rendah. Kipas banyak digunakan di bidang pembuangan panas, yang dapat membantu mendinginkan perangkat seperti papan sirkuit. Saat ini, banyak perangkat elektronik yang dilengkapi dengan kipasnya sendiri, namun terkadang diperlukan kipas tambahan. Dalam hal ini, kipas sebelumnya perlu dihubungkan ke relai untuk mengontrol sakelarnya.
Bahan yang dibutuhkan untuk relay kabel kipas listrik
- Relai yang sesuai harus memiliki parameter yang memenuhi persyaratan arus dan tegangan kipas.
- Ada beberapa kabel, dan diameter kawat tahan suhu tinggi yang sesuai harus dipilih sesuai dengan arus sebenarnya.
- Terminal kabel atau tabung heat shrink digunakan untuk menghubungkan kabel.
- Alat seperti obeng dan pengupas kawat.
Langkah-langkah pengkabelan untuk kipas angin listrik
Tentukan tegangan dan arus operasi kipas:
Pahami papan nama atau buku petunjuk kipas untuk memperjelas volume pengoperasiannyatage (seperti 12V atau 24V) dan nilai arus yang diperlukan untuk pengoperasian normal. Saat memilih relay, pastikan relay mampu menahan arus dan tegangan yang dibutuhkan oleh kipas.
Menghubungkan rangkaian kontrol relai:
Pertama, perlu ditentukan sumber sinyal kontrol, yang mungkin berasal dari perangkat seperti sakelar, sensor, pengontrol, dll. Kedua, sambungkan terminal positif sinyal kontrol ke pin kontrol relai (biasanya salah satu ujungnya koil) melalui kabel dan terminal kabel. Terakhir, sambungkan terminal negatif sinyal kontrol ke ujung lain koil relai, yang biasanya dapat dicapai dengan grounding atau menghubungkan ke sirkuit yang sesuai.
Hubungkan rangkaian daya kipas:
Hubungkan kabel daya positif kipas dengan andal ke pin relai kontak normal terbuka (NO), yang memerlukan penggunaan kabel dan blok terminal untuk sambungan. Pada saat yang sama, sambungkan kabel daya negatif kipas ke terminal negatif atau ground catu daya.
Hubungkan catu daya relai:
Hubungkan terminal positif catu daya koil relai ke terminal positif catu daya yang sesuai, yang biasanya sama dengan catu daya kipas, tetapi catu daya yang berbeda juga dapat dipilih sesuai dengan persyaratan kontrol tertentu. Pada saat yang sama, sambungkan terminal negatif koil relai ke terminal negatif atau terminal ground catu daya.
Periksa status koneksi:
Pastikan semua titik sambungan aman dan andal, pastikan kabel tersambung dengan benar dan tidak ada korsleting atau sirkuit terbuka. Setelah memastikan bahwa sambungan sudah benar, pengujian pendahuluan dapat dilakukan. Dengan memicu sinyal kontrol, amati apakah kipas dapat hidup dan berhenti secara normal.
Mengapa menghubungkan kipas ke relai
1. Keamanan: Karena relai menangani lebih banyak tegangan dan arus, arus yang mencapai kipas lebih stabil; oleh karena itu, hal ini meningkatkan keamanan peralatan.
2. Hemat daya: Karena relai dapat mengontrol sakelar, kipas dapat dimatikan saat tidak diperlukan; karenanya, daya dapat dihemat.
3. Kontrol yang mudah: Faktanya, dengan menggunakan relay untuk menghidupkan dan mematikan kipas, kontrol menjadi cukup nyaman dan penyesuaian dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan sebenarnya.
Singkatnya, peralatan yang dapat dilindungi lebih baik dan umumnya ditingkatkan efisiensinya dengan menghubungkan kipas ke relai. Di atas adalah pengenalan rinci tentang menghubungkan kipas ke relai. Jika anda masih belum paham, anda bisa melihat video berikut ini.